GERHANA MATAHARI
senin, 10 mei 2021
b. Gerhana Matahari
1. Pengertian Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.
2. Proses Gerhana Matahari
Dikutip dari situs Rumah Belajar Belajar Untuk Semua, proses terjadinya gerhana matahari bermula dari jatuhnya bayang-bayang bulan ke permukaan bumi akibat terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan. Kondisi ini terjadi jika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus serta bulan terletak di sekitar titik potong antara bidang edar bulan yang mengelilingi bumi dan bidang edar bumi mengelilingi matahari. Gerhana Matahari terjadi saat posisi bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga tertutupi dari sebagaian atau seluruh cahaya Matahari. Ataupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan dapat melindungi cahaya Matahari seluruhnya sebab Bulan yang berjerak rata-rata 384.400 km dari Bumi lebih dekat daripada Matahari yang memiliki jarak rata-rata 149.680.000 km.
3. Macam-macam Gerhana Matahari
1. Gerhana matahari total (GMT)
Gerhana total, hal ini terjadi jika saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup seluruhnya terhadap piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan lebih besar atau sama besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari serta Piringan bulan itu berubah-ubah, hal tersebut terjadi tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan serta Bumi-Matahari.
Gerhana matahari total (GMT) adalah salah satu fenomena langit yang jarang terjadi. Sehingga, kehadiran gerhana matahari total selalu dianggap spesial. Saat gerhana ini terjadi, diameter matahari 864.000 mil sepenuhnya 400 kali lebih besar dari satelit Bumi, Bulan, yang hanya berukuran sekitar 2.160 mil. Akan tetapi bulan juga kebetulan akan berada sekitar 400 kali lebih dekat ke Bumi daripada matahari, rasionya bervariasi karena kedua orbit elips. Sebagai akibatnya, ketika bidang orbit berpotongan dan jaraknya sejajar, maka bulan baru dapat tampak sepenuhnya, dan menutup piringan matahari. Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/12/2020), fenomena gerhana matahari total terjadi bergantung pada jarak antara ketiga objek, yakni Bumi, bergerak dalam orbit elips mengelilingi Matahari, dan Bulan bergerak dalam orbit elips mengelilingi Bumi, sehingga jarak antara benda-benda langit ini berubah. Saat Matahari berada paling dekat dengan Bumi, dan Bulan berada mendekati jarak terjauh, di langit Bulan akan tampak lebih kecil dari Matahari. Kendati disebut fenomena langka, gerhana matahari total rerata dapat terjadi setiap 18 bulan atau sekitar satu tahun sampai dua tahun, yang terjadi di suatu tempat di permukaan Bumi.
2. Gerhana matahari cincin (GMC)
Berbeda dengan gerhana matahari total, gerhana matahari cincin (GMC) cenderung paling sering atau lebih umum terjadi. Diberitakan Kompas.com, 6 Juni 2020 lalu, gerhana matahari cincin terjadi saat Matahari, Bulan dan Bumi tepat berada segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari. "Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengah dan terang pada bagian pinggirnya," dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Saat gerhana matahari ini terjadi, kondisi kecerlangan atau cahaya pada siang hari menurun drastis, dan menyebabkan suasana gelap, seolah seperti keadaan di malam hari. Terdapat dua macam bayangan Bulan yang terbentuk saat gerhana matahari cincin ini terjadi, yakni antumbra dan penumbra. Pada wilayah yang terlewati antumbra, maka gerhana matahari yang teramati akan berupa Gerhana Matahari Cincin. Sedangkan, di wilayah yang mendapatkan penumbra, maka fenomena gerhana yang teramati berupa gerhana matahari sebagian.
3. Gerhana matahari sebagian (GMS)
Seperti yang dikatakan sebelumnya, gerhana matahari sebagian juga cenderung bisa tampak saat gerhana matahari cincin terjadi. Namun, secara sederhananya gerhana matahari sebagian terjadi saat gerhana matahari mengalami puncak. Ketika gerhana matahari mengalami puncaknya, maka piringan matahari hanya tertutup sebagian dan inilah disebut GMS.
4. Gerhana matahari hibrida (GMH)
Gerhana matahari hibrida ini cenderung akan terjadi hanya di bagian bumi tertentu. Gerhana ini muncul sebagai gerhana matahari total, tetapi di titik lain muncul sebagai gerhana cincin.
4. Dampak Gerhana matahari
1. Dampak terjadinya gerhana matahari total
a. Penagruh grafitasi bumi
Gerhana matahari total bisa mengganggu gravitasi Bumi. Caranya dengan menghambat pemanasan dan proses ionisasi di lapisan ionosfer atmosfer Bumi. Efek tersebut ternyata pernah diamati oleh beberapa ilmuwan.
Ada sejarah panjang saat mengamati fenomena terkait gravitasi selama gerhana matahari total. Pada tahun 1954, dan tahun 1959, Maurice Allais melaporkan pengamatan tentang gerakan aneh yang sulit dijelaskan selama gerhana matahari terjadi. Efek ini ia namakan efek Allais.
b. Bisa merasak mata
Gerhana matahari total tidak bisa dilihat secara langsung dengan mata telanjang. Efeknya bisa merusak retina mata karena sinar ultraviolet (sinar UV). Kerusakan pada mata tanpa disadari akibat terlalu lama melihat gerhana matahari total. Pada saat itu jumlah radiasi sinar UV yang mendarat di retina jauh meningkat dan membuat lebih rentan mengalami kerusakan mata. Kondisi ini dikenal dengan fotokeratitis. Biasanya muncul beberapa jam setelah kerusakan terjadi dan menyebabkan produksi air mata berlebihan, mata merah dan meradang. Kacamata hitam tidak cukup melindungi mata dari pancaran sinar UV yang dipantulkan sinar matahari saat terjadi gerhana total. Ada baiknya menggunakan kacamata atau filter kamera yang dirancang khusus untuk gerhana matahari.
Lensa khusus ini dapat mengurangi intesitas cahaya yang masuk ke mata hingga ke taraf aman
c. Berdampak pada sumber tenaga listrik
Kejadian ini sempat terjadi di wilayah sekitar benua Eropa dan Britania Raya saat gerhana matahari total 20 Maret 2015. Saat itu dampaknya pada sistem tenaga listrik di negara tersebut. Wilayah benua Eropa dan Britania Raya diperkirakan memiliki sekitar 90 gigawatt tenaga surya dan diperkirakan bahwa produksi akan turun hingga 34 GW dibandingkan dengan hari langit saat cerah.
d. Terjadinya pasang surut Bumi
Gerhana matahari total mengakibatkan terjadinya daya tarik planet ketika posisi matahari dan bulan berada pada satu garis. Pasang surut bumi juga bisa dirasakan. Namun, secara kasat mata tidak nampak. "Akan terjadi pasang surut bumi, ini karena daya tarik planet. Tapi tidak bisa dilihat seperti kita melihat yang terjadi pada laut, nilainya signifikan," ujar Ketua badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Satya.
e. Pengaruh perilaku satwa
Gerhana matahari total pernah terjadi di Indonesia pada Maret 2016. Ternyata fenomena alam ini membawa pengaruh pada perilaku satwa.
"Satwa-satwa yang kami amati di antaranya kelompok mamalia kecil, kelompok burung paruh bengkok, serta binatang melata atau herpetofauna," ujar Hari Sutrisno, Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI.
Dia menjelaskan, secara umum respon satwa-satwa memang menunjukkan perilaku seolah-olah sudah senja atau malam.
"Kemungkinan besar bagi wilayah yang mengalami penurunan intensitas cahaya secara signifikan akan menunjukkan hasil yang lebih positif," jelas Hari.
Untuk kelompok mamalia, kukang dianggap memberikan respon paling positif.
"Hewan nokturnal yang aktif di malam hari ini tadinya pada pukul 05.00 WIB sebelum ada cahaya matahari masih aktif, kemudian mulai tidur saat matahari terbit. Namun, beberapa menit saat GMT, intensitas cahaya berkurang dan kukang bangun lagi dan melakukan aktivitas," terang Wartika Rosa Farida dari Laboratorium Nutrisi dan Penangkaran Satwa Liar Pusat Penelitian Biologi LIPI.
KUNJUNGI VIDEO :
Latihan Soal:
1. Jelaska pengrtian dari gerhana matahari
2. Gambarkan terjadinya gerhana matahari
3. Jelaskan dampak terjadiya gerhana matahari total
Comments